Khawatirkan Pekerjaannya, Banyak Pegawai yang Kehilangan Waktu Tidur

Seiring dengan perkembangan dunia industri yang semakin pesat, para pegawai terus digenjot untuk meraih target tertentu. Bahkan persaingan di dunia kerja pun semakin sengit. Belum tentu yang berpendidikan tinggi mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang mereka. Untuk bertaruh di dunia kerja,seseorang harus punya skill dan kemampuan sosialisasi yang baik serta adapatasi. Sangat tidak mungkin untuk hanya mengandalkan ilmu pengetahuan saja.

Oleh sebab itu banyak orang terus berkutat dengan pekerjaan menumpuk,deadline padat serta waktu relatif sempit untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Sepanjang minggu mereka akan melalui hal tersebut. Akibatnya para pekerja tersebut tidak punya waktu untuk diri sendiri. Mereka membawa pekerjaan ke rumah serta waktu tidur pun akan tersita hanya untuk menyelesaikan pekerjaan.

Menurut penelitian yang diadakan oleh CareerBuilder, sejumlah 3.200 karyawan, hanya sekitar 10 persen yang mengatakan mereka tidak terganggu waktu tidurnya oleh pekerjaan sementara 90% lainnya mengatakan waktu mereka tersita memikirkan pekerjaan yang tidak selesai saat jam kerja. Akibatnya stres melanda serta hubungan dengan keluarga menjadi tidak harmonis dan rawan konflik.

Stress karyawan juga sudah terbukti meningkat sebanyak 28 % menurut survey selama tiga tahun yang diadakan oleh provider asuransi kesehatan Workplace Options. Survey tersebut memaparkan bahwa pekerjaan merupakan penyebab stress pekerja dan teknologi juga berkontribusi pada stress karyawan juga. Karyawan menjadi lebih sering bekerja. Pola kerja yang tadinya hanya 8 jam per hari berubah menjadi 24 jam non stop. Tentunya rendahnya income serta krisis ekonomi ikut berpengaruh.

Krisis ekonomi berpengaruh pada kemampuan perusahaan membayar karyawan. Karena melakukan efisiensi, maka beberapa posisi ditempati oleh satu karyawan karena keuangan perusahaan yang tidak memungkinkan. Akibatnya beban pekerjaan bertambah 2-3 kali lipat. Sayangnya, walaupun melakukan perkerjaan lebih berat, karyawan tidak mendapat kompensasi seimbang. Mereka diharuskan untuk bertanggung jawab pada banyak hal sehingga kesalahan yang terjadi menjadi semakin sering dan menimbulkan frustasi tersendiri.

Lalu apakah solusi untuk pekerja dengan deadline dan daftar panjang pekerjaan? Solusi nya yaitu menyediakan waktu untuk diri sendiri dengan hobi kesukaan. Caranya? Matikan gadget anda. Ketika gadget selalu menyala maka anda akan selalu mengingat pekerjaan terus menerus. Usahakan gadget anda mati saat makan siang untuk sekedar bersosialisasi dan mengobrol tentang hal-hal santai dengan teman kerja. Sebelum pulang, sempatkan juga untuk mendengarkan musik favorit atau membaca novel kesukaan. Dengan begitu, anda akan teralihkan dari penatnya pekerjaan.

Olahraga pun bisa menjadi salah satu alternatif pelepas stress. Seharian duduk di depan layar komputer bisa membuat kolesterol dan lemak menumpuk, otot pun tidak terlatih untuk bergerak. Akhirnya, skala prioritas lah yang menentukan. Ingin bekerja terus tanpa kenal waktu dengan konsekwensi kurang tidur dan kesehatan terganggu atau bekerja sesuai porsinya.

Sumber:
http://bit.ly/2cT0OF1
http://bit.ly/2cNd1xv
http://bit.ly/1N785bv
http://bit.ly/2cJ61hR

Tips Mudah Atasi Nyeri Sendi

Your Image alt

Selama ini, nyeri sendi sangat identik dengan penyakit lansia. Tapi faktanya, nyeri sendi bisa menyerang siapa saja, termasuk anda yang masih berusia muda. Kondisi ini umumnya ditandai dengan rasa nyeri yang terasa diantara bagian penyambung tulang, contohnya sikut atau lutut.

Apa sih penyebab nyeri sendi?

Mengenai penyebabnya sendiri, banyak hal yang bisa membuat sendi terasa sakit. Secara garis besar, penyebab nyeri sendi ini dikelompokan dalam dua bagian, yakni nyeri di satu bagian sendi dan nyeri di beberapa bagian sendi.

Mengenai nyeri sendi di satu bagian sendiri, biasanya disebabkan karena chondromalacia patellae atau kondisi rusaknya tulang rawan di belakang tempurung lutut. Selain itu, nyeri sendi ini pun bisa disebabkan karena Haemarthrosis atau pendarahan dalam ruang sendi, asam urat, dan lainnya.

Sedangkan untuk penyebab terjadinya nyeri sendi di beberapa bagian sendi, umumnya disebabkan karena Osteoarthritis, Psoriatic arthritis, Rheumatoid arthritis, dan lainnya. Untuk kondisi ini, biasanya penanagananya wajib melibatkan dokter.

Bagaimana cara mengatasinya?

Untuk mengatasi nyeri sendi, harus dilihat dari tingkat keparahannya. Untuk yang sudah akut, terkadang obat-obatan bisa jadi solusi utama. Sedangkan untuk nyeri sendi yang masih dalam tahap ringan, ada beberapa cara sederhana untuk mengatasinya, yakni dengan cara:

Kompres air dingin

Nyeri sendi dalam tingkatan yang ringan bisa diatasi dengan hanya mengompres bagian yang nyeri dengan air dingin. Caranya, ambil handuk tipis, kemudian letakkan beberapa es batu di dalamnya. Setelah itu anda bisa mengompreskan handuk tersebut di area yang terasa sakit.

Berendam air garam

Nyeri sendi bisa disebabkan karena banyak hal, termasuk ketegangan otot dan lainnya. Nah, untuk mengendukan otot-otot yang tegang tersebut, anda bisa mengatasinya dengan cara berendam di air garam. Tapi ingat, sangat disarankan anda menggunakan garam mandi.

Kompres air panas

Tenryata nyeri sendi pun bisa diatasi dengan kompres air panas. Sama seperti penggunaan air dingin, caranya adalah dengan merendam handuk tipis dalam air hangat, kemudian perah dan tempelkan dibagian tubuh yang terasa nyeri. Alternatif lainnya, anda bisa juga dengan menggunakan kantung kompres.

Sebagai catatan, agar rasa sakit tidak bertambah parah, sebaiknya anda beristirahat dan hindari aktivitas fisik atau gerakan-gerakan yang melibatkan persendian. Selain itu, kalau rasa sakitnya nggak kunjung sembuh, sebaiknya segera hubungi dokter untuk berkonsultasi mengenai masalah kesehatan ini. Selamat mencoba!

Sumber :
http://bit.ly/2aO261u
http://bit.ly/2aUu25t
http://bit.ly/2b82ABy

Sariawan Tak Sembuh-Sembuh? Waspadai Kanker Lidah!

Your Image alt

Selama ini banyak yang menyepelekan sariawan. Ketika sariawan datang menyerang, tinggal konsumsi saja air putih yang banyak, buah-buahan dan kalau ingin lebih cepat, konsumsi suplemen vitamin C. Dalam hitungan hari, sariawan pun akan musnah seketika.

Tapi bagaimana kalau ternyata si sariawan ini nggak sembuh-sembuh?

Well, ternyata sariawan itu nggak sesederhana yang kita pikirkan. Justru sebaliknya, kalau masalah kesehatan ini nggak kunjung sembuh, dan malah cenderung memburuk, sebaiknya waspadalah terhadap serangan kanker lidah. Apalagi kalau sariawan ini sudah berjalan lebih dari satu Minggu.

Menurut dr Marlinda Adham SpTHT-KL(K) PhD, selaku ahli Kanker Leher Kepala, menyatakan jika sariawan yang tak kunjung sembuh, bahkan setelah lebih dari satu atau dua minggu, sebaiknya jangan dianggap enteng. Pasalnya, ini merupakan salah satu gejala kanker lidah.

Makanya kalau kondisi ini mulai terjadi, sebaiknya anda segera melakukan pemeriksaan. Pasalnya, kanker lidah sendiri cenderung bisa disembuhkan dengan cepat, asalkan bisa diketahui sedini mungkin. Kalau sudah terlambat, sama saja dengan penyakit kanker lainnya. Cenderung mengganas dan berbahaya.

Apa sih penyebab timbulnya kanker lidah?

Untuk penyebab secara pasti, hingga kini belum bisa diketahui. Hanya saja, banyak pakar yang berpendapat jika kanker lidah bisa terjadi karena fator gaya hidup yang nggak baik, seperti merokok, nginang atau mengunyah tembakau, mengonsumsi minuman beralkohol dan lainnya.

Selain itu, penelitian terbaru pun sempat menyebut jika serangan virus HPV atau Human Papilloma Virus, yang selama ini dikenal sebagai biang kerok utama penyebab kanker serviks pada wanita, ternyata berpotensi juga menyebabkan kanker lidah.

Bagaimana cara mengatasi kanker lidah?

Seperti dijelaskan diatas, sebenarnya kanker lidah bisa diatasi, dengan catatan anda tangkas dan nggak membiarkan sel kanker terus menjalar. Dalam kondisi ringan, biasanya dokter hanya akan memberikan terapi obat-obatan khusus penghambat pertumbuhan sel kanker.

Tapi jika sudah dalam status tingkat lanjut, terkadang terapi bedah sangat dibutuhkan. Biasanya, bedah disini berupa operasi pengangkatan tumor lidah dan jaringan yang berada di dekatnya. Bahkan jika dibutuhkan, kelenjar getah bening yang berada didekatnya akan ikut diangkat.

Selain itu, anda pun bisa menjalani terapi radiasi. Biasanya, terapi ini dilakukan ketika kanker sudah meluas hingga posisi pangkal lidah bagian belakang. Sedangkan jalan terkahir, anda bisa melakukan kemoterapi. Jadi sebelum terlambat, segera periksakan diri ke dokter ketika sariawan nggak kunjung sembuh.

Sumber :
http://bit.ly/2aIrzaM
http://bit.ly/2aYfVJy
http://bit.ly/2b6xeIO
http://bit.ly/2aLMgCh

Nonton TV 5 Jam atau Lebih Tiap Hari Bisa Tingkatkan Risiko Kematian

Belakangan ini nonton TV jadi salah satu ativitas favorit untuk membunuh kebosanan. Saking asyiknya, banyak orang yang nggak sadar telah duduk selama berjam-jam di depan layar kaca. Bahkan ternyata ada yang sampai rela menghabiskan setengah harinya untuk nonton TV.
Apakah aktivitas ini nggak berbahaya?

Jika ditinjau dari kacamata medis, jelas ativitas ini sangat berbahaya dan bisa menimbulkan beberapa gangguan kesehatan. Bagaimanapun juga, kurangnya aktivitas fisik bisa menyebabkan seseorang terkena obesitas. Alhasil, makin lama anda menghabiskan waktu di depan TV, makin tinggi pula risiko terkena penyakit jantung, stroke dan hipertensi.

Tidak hanya itu, banyak orang menonton TV sambil melahap camilan, minuman bersoda atau makanan nggak sehat lagi. Bahkan sebuah penelitian menyebutkan jika orang yang makan sambil nonton TV, cenderung melahap makanan tidak sehat dalam jumlah besar.

Yang lebih parahnya lagi, seperti dlansir dalam live science, sebuah penelitian terbaru di Jepang, menyatakan jika kebiasaan menonton TV selama 5 jam per hari, dapat meningkatkan risiko kematian akibat penggumpalan darah di paru-paru.
Penelitian y

ang dilakukan secara berkesinambungan oleh Collaborative Cohort Study Jepang ini menyatakan jika risiko kematian ini melonjak 2,5 kali lipat ketimbang mereka yang hanya menghabiskan waktu menonton TV kurang dari 2,5 jam per hari.

FYI, masalah penggumpalan darah sendiri dikenal dengan sembutan emboli paru, dimana kondisi ini terjadi karena adanya gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah yang lebih kecil, bisa hingga akhirnya menimbulkan gagal jantung.

Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 86000 orang dewasa di Jepang, dimana teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan mendata berapa lama para peserta menonton TV, kemudian membandingkan dengan indeks massa tubuh, catatan aktivitas fisik, riwayat kesehatan, dan kebiasaan merokok.

Setelah 19 tahun, 59 orang para peserta penelitian dikabaran meninggal karena emboli paru, dan yang lainnya berisiko terkena gangguan kesehatan ini dalam waktu dekat. Hasil penelitian ini pun emudian dipublikasikan dalam jurnal Circulation.

Dalam keterangannya, dokter Toru Shirakawa, peneliti kesehatan masyarakat dari Osaka University Graduate School of Medicine, menyarankan anda untuk lepas dari Televisi sekarang juga, atau minimalnya mengurangi waktu untuk menonton dan menggantinya dengan aktivitas fisik.

Alternatif lainnya, kalau anda masih tetap ingin nonton TV, sebaiknya lakukan sambil berjalan diatas treadmil. Nah bagaimana dengan anda? Dalam satu hari, berapa lama sih waktu yang anda habiskan untuk menonton TV?

Sumber :
http://bit.ly/2b2EqYe
http://bit.ly/2bmDsET
http://bit.ly/2aLohn8
http://bit.ly/2aPt49Y

Ini Penyakit yang Mengancam Para Astronot Setiba Mereka di Muka Bumi

Your Image alt

Beberapa dari anda mungkin pernah ada yang bercita-cita ingin jadi astronot. Siapa tidak tergiur, jadi astronot itu menyenangkan. Pasalnya, anda bisa menjelajahi luar angkasa, dan bisa melihat bumi dari planet lainnya. Tentu saja pengalaman menakjubkan ini sulit dirasakan orang biasa.

Tapi apakah anda tahu ada bahaya yang mengintai setelah para astronot tersebut turun ke bumi lagi?

Seperti dilansir dalam laman Independent, ketika menginjakan kakinya kembali di bumi, para astronot ini justru diintai oleh bahaya berupa gangguan kesehatan yang cukup mengerikan, bahkan berpotensi merenggut nyawanya. Apakah itu? Apakah akan jadi superhero seperti Fantastic 4?

Tentu saja bukan. Dalam penelitian terbaru yang dimuat dalam Jurnal Scientific Reports, menyatakan jika 3 dari 7 astronot Apollo, dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stoke.

Risiko ini utamanya disebabkan arena paparan sinar radiasi ruang angkasa yang berpotensi besar merusak sistem kardiovaskular tubuh. Menurut penelitian tersebut, astronot yang terbang lebih tinggi dari orbit bumi, berisiko 4-5 kali lebih tinggi ketimbang astronot yang terbang di orbit yang lebih rendah dari bumi.

Dengan kata lain, Profesor Michael Delp, peneliti dari Florida State University, menyatakan semakin tinggi anda terbang dan meninggalan orbit bumi, maka akan semakin besar pula peluang anda untuk menderita masalah kardiovaskular.

Bahkan untuk melengapi penelitian kaitan kematian kardiovaskular akibat perjalanan ke ruang angkasa, para ilmuwan kemudian melakukan uji coba simulasi pada tikus dengan paparan radiasi sama dengan yang dialami oleh para astronot ketika terbang meninggalkan bumi.

Setelah usia tikus mencapai enam bulan, atau setara dengan 20 tahun usia manusia, ternyata tikus percobaan tersebut menunjukkan kerusakan arteri yang sangat parah. Hal inilah yang memicu penyakit kardiovaskular pada manusia, hingga akhirnya menyebabkan kematian.

FYI, program luar angkasa Apollo digagas oleh Amerika Serikat. Di tahun 1968, Amerika Serikat telah melakukan sebanyak 11 penerbangan, dan 9 penerbangan di tahun 1972. Untuk pertama kalinya, di tahun 1969 sebuah pesawat ruang angkasa Apollo membuat pendaratan di bulan.

Tidak hanya Amerika Serikat saja, beberapa negara lainnya pun diketahui terus melakukan penelitian luar angkasa dan sudah mempertimbangkan untuk mendaratkan kapalnya di Bulan, sebut saja Rusia, Cina hingga Badan Antariksa Eropa. So, setelah tahu gangguan kesehatan yang mungkin dialami para astronot Anda masih berminat jadi Astronot?

Sumber :
http://bit.ly/2babf6L
http://bit.ly/2aLmpeq
http://bit.ly/2aQmBdJ

Bolehkah Salahkan Pekerjaan Jika Berat Badan Kita Naik?

Your Image alt

Karena alasan sibuk dan pekerjaan yang terus menumpuk, banya orang yang akhirnya mengabaikan aktifitas fisik dan salah satunya adalah rutin berolahraga. Bahkan tidak jarang karena dikejar setoran, kita akan begadang semalam suntuk untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas.

Kondisi inilah yang membuat anda yang sehari-hari beraktivitas di dunia kerja sangat rawan dengan kegemukan. Terlebih jika anda terbiasa bekerja dengan camilan, menghabiskan waktu makan di meja kerja, bekerja dengan risiko stres tinggi dan lainnya.

Kalau sudah begini, apakah kita harus menyalahkan pekerjaan ketika mengalami obesitas?

Sebaiknya jangan. Bagaimanapun juga, masalah olahraga, bukan tentang ada atau tidaknya waktu luang, tapi mau atau tidak anda meluangkan waktu tersebut. Pasalnya, anda sebenarnya masih bisa melakukan aktivitas fisik kapan saja dan dimana saja, walaupun sedang dikepung pekerjaan.

Sama halnya dengan stres, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang benar-benar sulit jika anda sudah siap dengan segala risikonya. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan sekelompok peneliti Eropa, menyatakan jika stres pekerjaan tidak ada hubungannya dengan kegemukan.

Kesimpulan ini didapatkan setelah tim peneliti menganalisis delapan studi yang melibatkan lebih dari 6000 karyawan yang stres di kantornya, kemudian membandingkan dengan berat badan mereka. Bahkan penelitian ini pun diterbitkan dalam jurnal International Journal of Obesity.

Masih dalam penelitian yang sama, seperti dilansir dalam Intisari Online, kelompok karyawan yang tidak mengalami kegemukan, merupakan karyawan yang sudah berpengalaman dan terbiasa dengan kondisi stres pekerjaan. Dengan kata lain, obesitas bisa terjadi sesuai dengan reaksi anda menanggapi stres pekerjaan.

Lantas, bagaimana solusi agar bisa anteng bekerja tanpa khawatir obesitas?

Hal pertama yang bisa anda lakukan adalah dengan memanfaatkan waktu sekecil mungkin untuk rutin berolahraga. Bahkan anda bisa sedikit mencurinya. Contoh, ketika pergi ke kantor, parkirkan kendaraan anda jauh dari tempat parkir, dan berjalanlah menuju kantor.

Selain itu, gunakan tangga untuk menuju kantor. Kalau tempat bekerja anda di lantai dasar, anda bisa mencuri waktu dengan berjalan ke pantry untuk sekedar mengambil air, lakukan peregangan di kursi kerja setiap 2 jam sekali, atau anda bisa mendatangi meja rekan kerja untuk berdiskusi, walaupun itu bawahan anda.

Mengenai stres, perlakukan pekerjaan sebagaimana mestinya. Anda boleh pusing dengan sejumlah target, tapi yakinlah kalau pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan maksimal. Jangan banyak mengeluh tentang pekerjaan, dan yang paling penting, nikmati pekerjaan anda!

Dengan cara tersebut, fisik dan mental anda pun akan lebih kuat untuk menghadapinya. Selamat bekerja!

Sumber :
http://bit.ly/2aLKD8b
http://bit.ly/2aO6A66
http://bit.ly/2baO1KW

Kebiasaan Tunda Pekerjaan Bisa Berefek Pada Kesehatan

Karena beberapa alasan, bisa karena pekerjaan tersebut terbilang mudah atau karena ingin sedikit bermalas-malasan, banyak orang yang akhirnya memutuskan untuk menunda pekerjaan, dan baru akan digarap setelah mendekati waktu deadline.

Dalam dunia profesional, jelas kebiasaan ini sangat buruk, bahkan bisa mengurangi kepercayaan client. Tapi selain itu, seperti dilansir dalam Men’s Health, ternyata kebiasaan menunda pekerjaan bisa menyebabkan gangguan kesehatan juga lho!

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Israel, dengan melibatkan sebanyak 600 orang karyawan aktif, menemukan fata jika terbiasa menunda pekerjaan, bisa menyebabkan insomsia atau masalah susah tidur. Bahkan risiko ini bisa melonjak hingga tiga kali lipat ketimbang orang yang tidak menunda pekerjaan.

Pasalnya, kebiasaan menunda pekerjaan berisiko membuat menumpuknya pekerjaan yang harus diseleaikan tepat waktu. Alhasil, anda pun nggak akan bisa tenang, bahkan terkadang anda akan dipaksa untuk melakukan kerja lembur demi mengejar deadline.

Menurut Illana Hairston, Ph.D, pakar kesehatan dari The Academic College of Tel Aviv, menyebutkan jika kebiasaan menunda pikiran berisiko membebani pikiran, hingga akhirnya stres. Apalagi kalau pekerjaan yang harus diselesaikan sudah mendekati waktu deadline.

Hal inilah yang akan membuat anda cenderung sulit tidur. Kalau kebiasaan ini dilakukan secara berulang, dapat dipastikan kesehatan anda yang akan dipertaruhkan.

Menurut Illana, dampak kurang tidur itu sangat berbahaya. Tidak hanya meningkatkan risiko stres, anda pun akan sulit untuk ber konsentrasi, mengalami perubahan mood yang buruk, hingga akhirnya menyebabkan munculnya berbagai penyakit, termasuk gangguan sistem metabolisme.

Efek lainnya, kurang tidur bisa menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh, dan berdampak epada kesehatan kulit yang tampak lebih tua dan kusam. Tentu saja ini belum termasuk penilaian merah dari atasan atau client yang kecewa karena hasil pekerjaan yang kurang maksimal.

Lantas, bagaimana agar kita tidak terbiasa menunda pekerjaan?

Salah satu yang paling mudah untuk menghilangkan kebiasaan ini adalah, ingat karier anda yang sedang dipertaruhkan. Karena pekerjaan yang kurang maksimal, anda terancam kehilangan kepercayaan dan bahkan diambang risiko pemecatan.

Secara teknis, anda bisa mulai memecahkan pekerjaan berdasarkan kategori tersulit, dan kerjakan pekerjaan yang mudah di sisa waktu. Selain itu, pertimbangkan juga waktu deadline. Usahakan untuk mengerjakan pekerjaan dari waktu deadline yang paling dekat.

Cara lainnya, anda bisa mulai melakukan blocking waktu. Misalnya, lakukan pekerjaan A dengan target selesai 2 jam, kemudian pekerjaan B selama 3 jam dan seterusnya, sesuai dengan tingkat kesulitan dan banyanya pekerjaan yang harus diselesaikan.

Dengan menghilangkan kebiasaan buruk menunda pekerjaan, semoga karier anda akan lebih cemerlang. Selamat mencoba!

Sumber :

http://bit.ly/2bmATXK

http://bit.ly/2aPX60n

http://bit.ly/1MYnjiI

http://bit.ly/2aXDmpe

Banyak Minum Air Putih Bisa Mengeluarkan Racun Dalam Tubuh. Mitos atau Fakta?

Your Image alt

Selama ini banyak sekali mitos dan fakta yang berkembang mengenai air putih. Banyak memang yang benar, tapi sayangnya tidak sedikit juga yang hanya mitos belaka dan sebaiknya tidak langsung kita percayai begitu saja.

Banyak yang Belum Terbukti Secara Klinis

Dua peneliti yang bernama Stanley Goldfarb dan Dan Negoianu dari Pennsylvania University, Philadelphia, mengungkapkan bahwa dari sekian banyak informasi tentang keuntungan minum air putih tidak banyak bukti kuat yang mendukungnya.

Penelitian yang diterbitkan pada Journal of the American Society of Nephrology dan hasil dari penelitian ini mungkin akan mematahkan banyak mitos tentang air putih dan salah satunya adalah minum air putih bisa mengeluarkan racun dalam tubuh.

Menurut info di situs gayahidup.inilah.com, sampai saat ini tidak ada bukti klinis untuk mendukung pernyataan bahwa minum air putih bisa mengeluarkan racun dalam tubuh. Stanley Goldfarb mengungkapkan bahwa bukan seperti itu cara kerja organ ginjal.

Saat minum air putih banyak, maka volume urine akan meningkay tapi belum tentu bisa juga meningkatkan pengeluaran zat-zat yang merupakan bagian dari urine. Urea dan sodium mungkin akan keluar, tapi tak ada keuntungan klinis dari keluarnya urea dan sodium.

Mitos & Fakta Lain Seputar Air Putih

Selain pernyataan minum air putih bisa mengeluarkan racun dalam tubuh, ada cukup banyak mitos dan fakta lain seputar air putih dan berikut adalah beberapa di antaranya.

  1. Minum air putih 8 gelas per hari bisa mencegah dehidrasi

Pernyataan yang sering dilontarkan oleh banyak sekali produsen air minum kemasan ini sepertinya kurang tepat, tapi sayangnya banyak sekali orang yang mempercayainya. Tubuh memang butuh air yang cukup tiap hari tapi menurut British Dietetic Association sebagian besar manusia butuh 6-8 gelas cairan tiap hari. Ingat yang dibutuhkan itu cairan dan yang namanya cairan bukan air putih saja.

Selain air putih, cairan juga bisa kita dapat dari makanan yang kita konsumsi, seperti buah dan sayur yang mengandung cairan. Ada juga minuman lain yang bisa memenuhi kebutuhan cairan kita sehari-hari seperti susu atau teh

  1. Minum air putih bisa memperbaiki kulit

Sampai saat ini tidak ada data ilmiah tentang ini walaupun memang sudah ada bukti dehidrasi mempengaruhi kesehatan kulit. Hal ini harus diketahui secara luas karena Dr Goldfarb sudah menemukan sebuah kasus seorang wanita mengalami pembengkakan kelenjar otak lalu meninggal ketika ia mengosumsi air terus menerus dalam waktu yang sangat singkat karena akan suatu kontes kecantikan.

  1. Minum air putih bisa menurunkan berat badan

Minum air putih yang bebas gula dan kalori memang cara yang lebih baik untuk mendapat cairan harian ketimbang mengonsumsi minuman manis dan tinggi kalori. Beberapa penelitian sudah membuktikan bahwa minum setenag liter air sebelum makan bisa membuat kita makan lebih sedikit. Tapi kuncinya sebenarnya pada makan dalam konsumsi yang lebih sedikit dan bukan karena air putih mampu mengurangi timbunan lemak di dalam tubuh.

Sumber:

http://bit.ly/2zhyrfu

http://bit.ly/2j3UbEM

http://bit.ly/2y76GCs

http://bit.ly/2y6hb8O

Tak Cuma Karena Sedang Flu, Kena Sinar Matahari Juga Bisa Membuat Kita Bersin

Your Image alt

Sinar matahari yang terik ternyata tidak cuma membuat kulit kita merasa panas dan mata menjadi silau tapi juga membuat beberapa orang merasa hidungnya gatal lalu bersin-bersin. Kenapa ini bisa terjadi?

Bukan Karena Flu atau Pilek

Mungkin banyak dari kita yang menyangka bersin itu terjadi hanya karena sedang terkena pilek atau flu. Padahal sinar matahari yang terang juga bisa memicu reaksi bersin. Para ilmuwan yang infonya didapat dari situs healh.kompas.com mengungkapkan bahwa fenomena bersin autosomal dominan compulsive helio-ophthalmic outbursts of sneezing ini dialami oleh 10-35% dari populasi.

Tapi karena tidak dianggap berbahaya, fenomena ini belum diteliti secara mendalam oleh para peneliti. Cuma sedikit penelitian yang digelar untuk meneliti fenomena bersin yang disebabkan oleh sinar mahari yang terik.

Seorang dokter yang bernama Dr Roberta Pagon adalah salah satu dari sedikit ahli yang meneliti fenomena ini. Bekerja sebagai dokter anak di Seattle Children Hospital, ia mengaku memiliki pasien yang setiap kali matanya menatap matahari, reaksinya adalah langsung bersin-bersin. Tak cuma sekali, tapi sampai 3 kali berturut-turut.

Di sebuah konferensi ilmiah, Dr Roberta Pagon juga menemukan bahwa 4 dari 10 rekan sesama ahli medis juga ternyata mengalami kecenderungan bersin ketika menatap sinar matahari. Tak cuma menatap sinar matahari, bersin juga kadang terjadi ketika melihat sumber cahaya menyilaukan lainnya dan salah satunya adalah lampu blitz kamera.

Walaupun secara umum tidak berbahaya, gangguan atau fenomena bersin karena melihat sinar matahari yang terang atau sumber cahaya lain yang terang sangat mungkin membahayakan profesi tertentu, seperti pilot pesawat terbang yang membutuhkan konsentrasi tinggi walaupun sesekali harus terkena sinar yang menyilaukan.

Fakta Menarik Lain Tentang Bersin

Selain fakta bersin ternyata bisa disebabkan oleh sinar matahari, ada beberapa fakta tentang bersin lain yang sebaiknya kita ketahui. Berikut adalah beberapa di antaranya.

  1. Bersin bisa membuat detak jantung melambat

Saat terasa ada yang menggelitik di hidung kita akan mengambil napas dalam dan cenderung menahannya. Napas dalam-dalam itulah yang bisa membuat otot-otot dada menjadi kencang dan tekanan di dalam paru-paru meningkat. Hal ini berakiat pada menurunya tekanan darah dan detak jantung meningkat.

Saat bersin, kita membiarkan semua udara keluar, tekanan darah akan cepat lagi dan detak jantung akan melambat. Penurunan yang agak tiba-tiba ini bisa membuat jantung seperti berhenti bekerja.

  1. Mata otomatis akan tertutup saat bersin

Kenapa mata pasti akan langsung menutup saat bersin? Hal ini bisa terjadi karena refleks. Saraf-saraf yang ada di hidup memang terhubung dengan saraf yang ada di mata. Jadi saat bersin mata akan secara otomatis menutup atau berkedip.

  1. Kecepatan bersin bisa mencapai 10-35 mph

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Singapura menemukan bahwa kecepatan bersin bisa sampai 10 mph. Selain itu dalam sebuah acara TV MythBusters menemukan bahwa kecepatan bersin tak lebih dari 35 mph.

Sumber:

http://bit.ly/2zfSJpw

http://bit.ly/2zyXLOj

http://bit.ly/264H2dr

Wi-Fi Bisa Mengganggu Kesehatan Kita?

Your Image alt

Kabar yang kurang sedap seputar Wi-Fi akhir-akhir ini sering terdengar. Kabar tentang Wi-Fi yang bisa merugikan kesehatan, terutama bagi otak, mungkin membuat kita menjadi ragu memasang atau menggunakan Wi-Fi untuk terkoneksi dengan dunia maya.

Benarkah Kabar Tersebut?

Untuk lebih jelasnya, mari kita simak bersama penjelasan yang ditulis oleh seorang editor komputer Guardian dan laporan dari WHO dan Cancer Reaearch UK, Jack Schofield yang informasinya didapat dari situs health.kompas.com.

Cancer Research UK dan Guardian sama-sama mengungkapkan bahwa gelombang frekuensi radio yang asalnya dari Wi-Fi (baik itu di rumah, tempat umum dan kantor) secara umum tidak punya pengaruh apapun terhadap otak.

Tidak hanya otak dewasa, otak bayi pun tidak terpengaruh. Karena itulah bisa disimpulkan bahwa Wi-Fi tidak akan memicu gangguan kesehatan, termasuk gangguan organ otak yang berbentuk kanker, tumor dan lain sebagainya.

International Agency for Research in Cancer (IAC) memang mengatakan bahwa gelombang Wi-Fi masuk ke dalam golongan 2B (gen yang punya sigat karsinogen) tapi ada baiknya kalau kita memahami dulu apa itu sebenarnya golongan 2B.

Golongan 2B itu maksudnya agen itu baru dalam tahap kemungkinan bisa memicu kanker kalau dalam kondisi tertentu. Untuk Wi-Fi, gelombang radio tersebut harus punya intensitas yang sangat tinggi dan paparannya juga harus sangat intens.

Pernyataan IARC yang Membuat Buruk Citra Wi-Fi

Pernyataan IARC yang memasukkan Wi-Fi ke dalam golongan 2B secara langsung maupun tidak sepertinya sudah membuat buruk citra Wi-Fi. Dari pernyataan inilah muncul anggapan bahwa Wi-Fi bisa menggangu kesehatan, khususnya kesehatan otak.

Padahal menurut Cancer Research UK, radiasi yang dihasilkan Wi-Fi merupakan radiasi non-ion dan harus diketahui adalah sebagian besar radiasi non-ion punya energi yang lebih lemah dibandingkan radiasi ion.

Radiasi non-ion ini tidak cuma dihasilkan oleh Wi-Fi, tapi juga banyak dihasilkan oleh alat elektronik dan gadget, seperti TV, tape recorder, remote TV, remote AC, telepon rumah, microwave dan radio. Kalau dibandingkan dengan semua barang tersebut, radiasi Wi-Fi termasuk yang paling lemah.

Belum Pernah Ditemukan Kasus Gangguan Kesehatan Otak Akibat Wi-Fi

Sejak Wi-Fi ditemukan dan dipakai oleh banyak orang seperti saat ini, belum pernah ditemukan gangguan kesehatan akibat paparan gelombang radio dari Wi-Fi. Jangankan Wi-Fi, gangguan kesehatan akibat paparan gelombang dari benda-beda yang disebutkan di atas juga sampai saat ini belum ditemukan.

Anggapan Wi-Fi itu berbahaya kesehatan semakin lemah argumennya karena Wi-Fi yang terpasang di perkantoran, ruang publik dan rumah itu ratusan ribu kali di bawah ambang batas berbahaya jika kita mengacu para standar internasional.

Karena itulah jangan lagi cemaskan bahaya Wi-Fi terhadap kesehatan kita. Selama belum ada penelitian mendalam dan bukti kuat bahwa Wi-Fi itu membahayakan kesehatan sepertinya kita bisa tenang menggunakan Wi-Fi untuk terhubung dengan dunia maya.

Sumber:

http://bit.ly/1nBAa4U

http://bit.ly/2yyHsRy

http://bit.ly/1WjGNVy

http://bit.ly/2hgi1wD