Lasik, Teknologi Terbaru untuk Memulihkan Kemampuan Penglihatan

Your Image alt

Saat mengalami gangguan kesehatan mata, seperti rabun dekat, rabun jauh, mata silinder dan rabun karena usia, sangat disarankan untuk segera diobati karena kalau tidak bisa membuat fungsi penglihatan kita menurun. Dulu kacamata dan lensa kontak adalah solusinya, tapi saat ini ada solusi terbaru untuk memuliihkan kemampuan penglihatan yang bernama lasik.

Bisa Bebas Kacamata & Lensa Kontak

Prosedur lasik ini semakin hari semakin diminati karena bisa membuat mereka yang harus memakai kacamata karena gangguan kesehatan mata bisa terbebas dari kacamata dan kontak lensa. Benarkah demikian?

Menurut Setiyo Budi Riyanto, dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center, lasik (laser-assisted in-situ keratomileusis) mampu mengubah bentuk lapisan kornea mata agar kelaninan refraksi mata permanen bisa dikoreksi. Jadi memang benar mereka yang mengalami gangguan refraksi bisa terbebas dari lensa kontak maupun kacamata.

Prosedur laser-assisted in-situ keratomileusis ini mampu memperbaiki kelainan refraksi miopia (mata rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), astigmatisme (mata silinder) dan presbiopia (rabun karena usia).

7D Z-Lasik, Teknologi terbaru Prosedur Lasik

Teknologi terbaru dari prosedur lasik (laser-assisted in-situ keratomileusis ) adalah 7D Z-Lasik (7 Dimensions Ziemer-Lasik). Prosedur lasik yang satu ini adalah gabungan dari excimer laser berkecepatan 1.050 hz dengan mesin Ziemer Crystalline 5.000 Khz.

7D Z-Lasik ini konon bisa memperbaiki kelainan mata mulai dari (+)4 sampai minus (-)14 dioptri. Untuk kasus mata silindris, 7D Z-Lasik bisa memperbaiki -0,5 sampai -5. Dengan teknologi 7D Z-Lasik pembuatan lapisan dan pengikisan kornea hanya dalam waktu beberapa detik sehingga prosedur lasik bisa dilakukan dalam waktu yang singkat, cuma 5 sampai 10 menit saja.

Bahkan untuk mengatasi mata minus menurut Setiyo Budi Riyanto, prosedur 7D Z-Lasik ini cuma butuh 7,8 detik saja. Teknologi 7D Z-Lasik juga bisa mendeteksi 7 dimensi gerakan bola mata ketika prosedur lasik dilakukan. Sebagai informasi, mata ternyata sanggup bergerak 90 mikrometer per milidetik walaupun sudah dibius.

Aman Tapi Tetap Ada Risikonya

Prosedur lasik sampai saat ini disebut sebagai salah satu prosedur operasi mata yang sangat aman karena didukung oleh teknologi yang sangat canggih. Menurut Annette Mariza, seorang dokter spesialis mata, tidak pernah ada lasik yang menyebabkan kebutaan, asalkan dilakukan dengan kaidah yang benar.

Walaupun sangat aman, Annette Mariza tidak menepis ada risiko yang mungkin saja terjadi. Menurutnya, risiko yang terjadi pasca operasi biasanya adalah penglihatan yang masih kurang (undercorrection). Misal, mata kita minus 6 dan pasca operasi ternyata masih ada sisa minus 1 atau

lebih. Nah saat inilah dokter yang menanganinya akan merasa tidak berhasil membuat mata pasiennya kembali normal.

Risiko ini bisa terjadi karena beberapa sebab, yang pertama karena alat perekam profil mata yang tidak akurat atau bisa juga dari pasien itu sendiri. Karena itulah ada beberapa hal yang sebaiknya dipatuhi oleh pasien sebelum prosedur lasik, seperti tidak terlalu lama menatap layar gadget, memakai lensa kontak dan tidak begadang.

Kalau dilanggar maka mata akan lelah saat direkam oleh alat perekam profil mata sehingga bisa memberi data yang kurang akurat kepada dokter yang akan melakukan prosedur lasik.

Sumber:
http://bit.ly/2xoo19A
http://bit.ly/1Jt2S0C
ttp://bit.ly/1V3j8ew
http://bit.ly/2iyXZhj