Perkembangan Riset “Stem Cell” di Negara Kita

Your Image alt

Pernah mendengar istilah Stem cell? Mungkin sebagian dari kamu cukup asing dengan istilah tersebut, tapi ketika berbicara sel punca, tentu ada dari kamu yang pernah mendengarnya bukan? Nah, sebuah kabar baru menyatakan jika perkembangan sel punca di Indonesia kini sudah memasuki babak baru lho!

Jadi begini, sel punca atau Stem Cell sendiri merupakan metode pengobatan yang dipercaya sangat efektif untuk mengatasi berbagai macam penyakit dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bahkan banyak penelitian telah berhasil membuktikan metode pengobatan ini.

Di Indonesia sendiri, praktek penggunaan sel punca juga sudah cukup lama dilakukan. Bahkan hingga kini, penggunaan sel punca untuk bantu pengobatan diabetes, penyakit jantung, cedera saraf tulang belakang, dan kerusakan tulang rawan, sudah mulai populer lho!

Dalam keterangannya, Yuyus Kusnadi, selaku principal Investigator Stem Cell and Cancer Institute, menyatakan jika penelitian tentang sel punca di Indonesia terus gencar dilakukan, bahkan untuk saat ini regulasi mengenai sel punca sudah berhasil disusun.

Di Indonesia sendiri, Yuyus menernagkan jika sel punca harus diambil dari sel tubuh manusia. Sel punca ini bisa diambil dari tubuh individu yang sedang menjalani perawatan atau autologus, atau bisa juga diambil dari orang lain, atau istilahnya allogeneic.

Sel punca sendiri bisa diambil dari darah tali pusat, lemak, sumsum tulang, darah tepi hingga berbagai jaringan lainnya yang ada dalam tubuh kita. Sedangkan kalau kamu ingin menggunakan sel punca dari orang lain, regulasinya harus seizin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Yuyus sendiri mengungkapkan jika hingga saat ini, hanya Laboratorium ReGeniC, PT Adifarma Adiluhung aja yang sudah mengantongi izin dari BPOM untuk produksi sel punca allogeneic. Sedangkan yang lainnya, belum diketahui status kelayakannya.

Perlu diketahui juga jika Indonesia secara tegas melarang sel punca embrionik atau sel punca yang merupakan sisa embrio dari in vitro fertization (IVF). Sedangkan di Amerika sendiri, penggunaan sel punca embrionik sendiri diperbolehkan, walaupun dengan catatan dan aturan yang sangat ketat.

Lantas, siapa yang boleh melakukan terapi pengobatan dengan sel punca?

Tentu saja yang harus melakukannya adalah seorang dokter yang sudah profesional dan menguasai ilmu terapi sel punca itu sendiri. Tapi hingga kini, dalam kalangan dokter sendiri masih terjadi perdebatan apakah dokter umum atau dokter spesialis yang harus melakukannya.

Sementara itu, kalau mengacu kepada Permenkes Nomor 833 Pasal 13 ayat 2, yang harus melaksanakan terapi sel punca ini hanya dokter spesialis saja yang kompetensinya sudah diakui oleh organisasi profesi. Selain itu, rumah rakit yang akan menyelenggarakan terapi ini pun harus benar-benar sudah siap segalanya.

Sumber:
http://bit.ly/2g0blwF
http://bit.ly/2gdW0Mf
http://bit.ly/2gEdfnT

Sendok Elektrik Ini Bisa Membuat Makanan Sehat Terasa Lebih Enak

Your Image alt

Pengembangan tekologi tidak hanya di sektor komunikasi saja, sekarang ini banyak ilmuwan yang mulai merancang teknologi canggih untuk dunia kuliner, salah satunya yang dilakukan para ilmuwan muda dari University of London yang tengah mengembangkan alat makan baru berupa sendok berteknologi tinggi.

Waduh, serius nih. Apa sih kelebihan dari sendok kekinian ini?

Dilansir dalam Fox News, sebuah produk sendok canggih bernama Taste Buddy ini bukan sendok sembarangan lho. Pasalnya, para peneliti menjanjikan jika kamu makan dengan sendok ini, maka kepuasan rasa gurih dan manis di lidah akan bisa terpenuhi dengan sempurna.

Taste Buddy sendiri merupakan sendok elektronik yang bekerja dengan cara memicu kepuasan makan dengan menggunakan arus listrik ringan. Dengan teknik ini, secara otomatis organ otak akan berpikir jika kamu saat itu sedang makan sesuatu yang sangat lezat.

Padahal dalam kenyataannya, ketika sendok itu masuk ke mulut, kamu sedang mengonsumsi makanan yang sangat hambar, tanpa bumbu, tanpa gula dan garam. Dengan demikian, risiko karena konsumsi gula dan garam bisa diminimalisir, tanpa harus kehilangan kesempatan mencicipi makanan lezat.

Sendok berteknologi tinggi tersebut baru saja diresmikan dalam konferensi ilmu pengetahuan khusus buat orang-orang muda di Inggris. Hanya saja, pengembangan sendok ini memang terlaksana berkat bantuan Profesor Adrian Cheok yang membimbing para mahasiswa di University of London, Inggris.

Dalam keterangannya, Dr. Cheok menyatakan jika selama ini banyak sekali anak-anak yang benci dengan sayuran dan makanan hambar. Mereka selalu ingin makan dengan masakan yang gurih atau manis, padahal makanan-makanan tersebut punya dampak buruk jika dikonsumsi secara berlebih.

Untuk mengatasi masalah ini, dirinya pun kemudian berinisiatif untuk membuat sebuah perangkat yang bisa membuat rasa makanan sehat sayuran terasa sangat enak, bahkan jauh lebih enak ketimbang rasa cokelat, atau lebih gurih ketimbang junk food dan makanan favorit anak-anak lainnya.

Dalam prakteknya, Dr. Cheok menyatakan jika The Taste Buddy tebukti efektif untuk merangsang lidah agar bisa merasakan rasa gurih dan manis yang dikeluarkan oleh makanan. Dengan cara penipu lidah ini, maka jutaan anak di seluruh dunia akan terselamatkan dari obesitas dan hipertensi dini.

Sayang, Dr. Cheok tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana produk ini akan dipasarkan dan perusahaan mana yang akan menggarapnya. Hanya saja, jika melihat fungsinya yang cukup unik, tentu kita berharap jika teknologi sendok kekinian ini tidak hanya ditujukan bagi anak-anak saja. Setuju?

Sumber:
http://bit.ly/2grmtU4
http://bit.ly/2fLpdNJ
http://nym.ag/2gdNGfe

BRAND’S® Health Award 2017 – Penghargaan bagi Sosok Inspirasi Gaya Hidup Sehat dan Cerdas

Your Image alt

Pada 28 November 2017, BRAND’S® Saripati Ayam kembali mengadakan BRAND’S® Health Award 2017 di Aston at Kuningan Suites, Jakarta. Sebuah ajang penghargaan tahunan untuk mempopulerkan gaya hidup sehat ini telah memasuki tahun ketiga sejak digelar pertama kali pada tahun 2015 lalu. Penghargaan-penghargaan pada acara BRAND’S® Health Award 2017 ini diberikan kepada sosok-sosok inspiratif yang telah menerapkan dan berkontribusi nyata mempromosikan gaya hidup sehat kepada masyarakat Indonesia.

Acara pagi itu dibuka dengan sambutan oleh Bapak Agus Setio Joewono selaku Vice President & General Manager Suntory-BRAND’S Indonesia. Dalam sambutannya, Bapak Agus mengatakan, “Hal ini merupakan bentuk dukungan kami pada program kesehatan yang digalakkan pemerintah, seperti program Gerakan Masyarakat Sehat.” Bapak Agus juga menambahkan, “Sehat saja tidak cukup, tapi kita butuh kecerdasan yang menguatkan kesehatan fisik juga mental untuk mewujudkan generasi yang sehat dan cerdas bagi Indonesia.”

Sesi diskusi

BRAND’S® Health Award 2017 dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama dr. Lily S. Sulistyowati, MM selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Fiastuti Witjaksono, M.S, SpGK selaku dokter spesialis gizi klinik dan Ketua Departemen Ilmu Gizi FKUI, dan, Bapak Agus Setio Joewono selaku Vice President & General Manager Suntory-BRAND’S Indonesia.

Memasuki puncak acara, penghargaan diberikan kepada para pemenang di tiap kategori. Tahun ini, BRAND’S® Health Award 2017 menetapkan lima kategori penghargaan, yaitu Kategori Inspiring Gen Sehat Cerdas, Kategori Influential Health Community, Kategori Inspirational Health Promoter, Kategori Inspirational Local Leader, dan Kategori Noble Health Promoter.

Para Pemenang BRAND’S® Health Award 2017

Pemenang dan profil penerima Penghargaan BRAND’S® Health Award 2017 adalah:

  • Kategori Inspiring Gen Sehat Cerdas: Melanie Putria

Melalui media sosial, Melanie berbagi aktivitasnya saat berolahraga dan kerap memotivasi masyarakat untuk lebih peduli dengan kesehatan mereka. Saat ini, Melanie tengah menekuni olahraga marathon yang dilakukannya sejak tahun 2011, dan telah mengikuti beberapa event marathon baik dalam skala nasional maupun internasional.

  • Kategori Influential Health Community: Komunitas Ayah ASI

Sebuah komunitas online yang terbentuk dari hasil pembahasan sekelompok ayah tentang pentingnya dukungan dan peran ayah dalam pemberian ASI kepada sang buah hati. Akun Twitter @ID_AyahASI diluncurkan pada 27 September 2011 sebagai wadah untuk berbagi pengalaman, pengetahuan seputar ASI, dan bagaimana menjalankan peran terbaik sebagai seorang suami dan ayah. Saat ini Ayah ASI sedang menyusun “Pemetaan Ruang Menyusui di Indonesia” untuk memudahkan para Ibu memberikan ASI saat berada di luar rumah.

  • Kategori Inspirational Health Promoter: Yali Inggibal

 

Sejak 2013 Yali aktif memberikan edukasi untuk mengubah kebiasaan masyarakat Wamena yang masih BAB di sungai agar beralih menggunakan jamban atau WC umum. Agar mudah diterima masyarakat, Yali melakukan sosialisasi pembuatan jamban dari rumah ke rumah dan memberi alternatif material pembuat jamban dengan mengganti bahan semen dengan abu kayu. Hingga Juni 2017 telah ada 243 jamban abu tungku yang telah dibangun Yali bersama masyarakat Wamena. Saat ini, masyarakat Wamena lebih sadar akan kebersihan dalam BAB dan jumlah anak yang meninggal karena diare menurun drastis.

  • Kategori Inspirational Local Leader: Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr (Bupati Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan)

Kegigihan beliau dalam membangun Bantaeng telah mengubah posisi kabupaten yang semula termasuk daerah tertinggal menjadi tempat studi banding bagi 104 kabupaten dan kota lainnya. Beliau menginisiasi program BSB 119 (Brigadir Siaga Bencana), sebuah program yang memberikan pelatihan kepada masyarakat agar terampil memberikan penanganan pertama dalam kejadian tertentu, seperti saat kecelakaan lalu lintas, evakuasi bencana alam, hingga cara memompa jantung. Program ini bermanfaat bagi masyarakat untuk mendapatkan penanganan kesehatan secara cepat dan menekan angka kematian masyarakat, termasuk ibu dan anak.

  • Kategori Noble Health Promoter: Prof. dr. Sri Supar Yati, PhD, SpAK

Tingginya diare sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia mendorong Prof. Yati untuk meneliti lebih dalam tentang diare. Prof. Yati bekerjasama dengan beberapa pihak mengembangkan vaksin rotavirus yang harganya lebih terjangkau dan terus menyempurnakannya. Prof. Yati juga melakukan penelitian tentang pengobatan diare dan menemukan bahwa pemberian Zinc pada anak yang terserang diare dapat mempercepat penyembuhan. Selain mengajar bidang Ilmu Kesehatan Anak, Bioetika di UGM, saat ini Prof. Yati masih aktif melakukan penelitiannya seputar diare.

Selamat kepada para pemenang BRAND’S® Health Award 2017 dan teruslah menginspirasi Gen Sehat Cerdas! Sampai bertemu lagi tahun depan!

Ini Pentingnya Olahraga untuk Kurangi Stres Selama Hari Kerja

Your Image alt

Tuntutan pekerjaan dan kerasnya persaingan, merupakan hal yang harus dihadapi mereka yang bergelut di dunia kerja, khususnya di kota-kota besar. Ini belum termasuk kemacetan dan tingginya kebutuhan hidup, telah membuat posisi kaum pekerja keras ini dihadapkan kepada risiko stres pekerjaan yang cukup tinggi.

Yang paling mengerikan, dampak stres ini ternyata tidak hanya berbahaya untuk kesehatan mental dan prestasi kerja saja. Lebih dari itu, stres membuat kamu berisiko mengidap menyakit akrdiovaskular, seperti tingginya kolesterol, penyakit jantung, darah tinggi dan lainnya.

Terus, gimana dong cara mengatasinya?

Untuk mengatasinya, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Kamu bisa menyempatkan diri untuk mengambil liburan di akhir pekan, atau bisa juga dengan cara yang sangat murah dan sederhana, yakni rutin berolahraga, minimalnya 30 menit setiap hari.

Klaim olahraga bisa mengatasi stress telah dibuktikan lewat serangkaian percobaan ilmiah, salah satunya sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Medicine & Science In Sports & Exercise, yang menyatakan jika olahraga efektif untuk menekan tingkat stres.

Dalam penelitian ini, para ilmuwah bekerja dengan cara mempelajari tingkat kebugaran dari 200 karyawan di Swedia. Setelah itu, mereka kemudian membuat catatan tentang kemungkinan faktor risiko stres dan hubungannya dengan masalah kardiovaskular, seperti kolesterol, bobot tubuh, tekanan darah dan lainnya.

Dilansir dalam huffingtonpost.com, para peneliti berhasil menyimpulkan jika sebagian besar individu yang stres, memiliki kemungkinan yang cukup tinggi untuk menderita risiko kesehatan, terutama yang berhubungan dengan jantung, dan tekanan darah.

Yang paling menarik, karyawan dengan kondisi badan yang prima justru berada di peringkat atas sebagai karyawan dengan kinerja terbaik, tingkat stres yang rendah dan kondisi kesehatan yang lebih baik.

Menurut Markus Gerberof, selaku penulis studi, sekaligus profesor di University of Basel, menyebutkan jika stres merupakan kondisi yang sangat merugikan, dimana kondisi ini akan membuat seseorang cenderung jarang melakukan kegiatan fisik secara rutin.

Mereka yang diduga mengalami stres, cenderung lebih memilih untuk langsung pulang ke rumah, duduk di sofa dan menonton acara hiburan sambil menikmati camilan. Hal in berbeda dengan karyawan dengan prestasi membanggakan. Mereka akan lebih memilih berolahraga sepulang bekerja.

Tidak hanya itu, terkadang mereka pun mengisi waktu luangnya dengan aktivitas di luar ruangan yang menuntut banyak bergerak, seperti berjalan-jalan di taman, jogging di akhir pekan atau menikmati waktu bersama keluarga dengan aktivitas yang menyenangkan. Bagaimana, masih mau malas-malasan?

Sumber :
http://bit.ly/2hnH13h
http://bit.ly/2hhwxli
http://bit.ly/2gBXkdj

Penyakit-Penyakit Berbahaya Ini Hantui Pegawai Kantoran

Your Image alt

Apapun pekerjaannya, tidak ada yang benar-benar aman dari penyakit. Bahkan untuk pekerja kantoran yang sehari-hari hanya duduk di depan komputer, dan selalu berada di lingkungan yang dianggap bersih pun tetap saja memiliki risiko penyakit yang bisa mengganggu kesehatan yang selalu membayangi.

Jadi jangan anggap orang kantoran itu enak ya! Berikut merupakan beberapa penyakit berbahaya yang selalu mengintai para pekerja kantoran.

Sindrom karpal tunnel

Selama bekerja di depan komputer, kamu akan lebih banyak menggerakan jari untuk mengetik. Walaupun terlihat ringan, gerakan yang terjadi secara terus menerus ini berisiko menyebabkan timbulnya sindrom karpal tunner yang merupaan rasa nyeri, kesemutan dan baal di jari tangan.

Untuk mengatasinya, cobalah luangkan waktu beberapa menit untuk melakukan peregangan ringan agar ketegangan di pergelangan tangan bisa sedikit mengendur.

Maag

Saat harus mengejar deadline, banyak orang yang terus menerus terfokus kepada pekerjaan hingga akhirnya mengabaikan waktu makan. Kalaupun menyempatkan waktu untuk makan, kamu akan sulit menimatinya hingga akhirnya proses mengunyah pun kurang maksimal.

Kalau dibiarkan terus terjadi, kondisi ini berisiko menyebabkan timbulnya penyakit maag, terlebih kalau kamu termasuk seorang perokok dan nggak bisa lepas dari kopi.

Obesitas

Sebagai pekerja kantoran, aktivitas fisik kamu hanya berkutat di belakang meja. Kondisi kurang gerak ini akan menyebabkan kalori yang harusnya terbakar, malah tertimbun hingga akhirnya tanpa sadar berat badan kamu pun akan melonjak tinggi lalu picu obesitas.

Sebagai solusi, jaga asupan makanan yang baik, kurangi karbohidrat dan perbanyak konsumsi protein dan serat. Jangan lupa untuk terus berolahraga, minimalnya 30 menit per hari.

Nyeri punggung

Saat bekerja, kamu akan cenderung lebih banyak duduk dan fokus kepada pekerjaan. Kalau tidak diimbangi dengan posisi duduk yang tepat, kondisi ini bisa berakibat buruk pada tulang belakang kamu.

Untuk mengatasinya, mulailah untuk memperharikan posisi duduk dengan baik, olahraga secara teratur dan lakukan peregangan, minimalnya satu jam sekali. Selain itu, pastikan kursi yang kamu gunakan cukup empuk dan hindari duduk dengan kondisi dompet yang penuh.

Mata lelah

Selama berjam-jam kamu akan menatap layar komputer terus menerus, hingga akhirnya mata kamu pun akan merasa pegal dan lelah. Kondisi ini akan semakin parah kalau pencahaan ruangan jauh lebih gelap ketimbang cahaya yang kaluar dari layar monitor.

Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah, usahakan untuk sesekali memalingkan pandangan ke arah yang lebih luas, dilarang keras mengucek mata dan banyak konsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi.

Sumber:

http://bit.ly/2gR2RfH

http://bit.ly/2gEhjof

http://bit.ly/2fLzA4b